NASEHAT AGUNG RASULALLAH SHALLALLAHU `ALAIHI WA SALLAM

Nabi SAW pernah berpesan kepada Mu’adz r.a., :
“Maukah aku kabarkan kepadamu tentang kunci semua perkara?”
“Mau ya Nabi Allah.” Jawab Mu’adz.
Kemudian Rasulullah memegang lisan beliau seraya bersabda, “Jagalah ini.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita akan disiksa juga karena ucapan kita?”
Nabi menjawab,

ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ـ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ ـ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِم

Ah kamu ini, bukankah yang menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya di neraka –atau sabda beliau : di atas hidungnya- itu tidak lain karena buah dari ucapan lisan-lisan mereka?!”
(HR. Tirmidzi no. 2616. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih).

Pelajaran yg terdapat dalam dalam HADITS,

  1. Lisan ini sangat berbahaya.
    Dalam hadits shahih lainnya Nabi SAW juga berpesan,

“Jika waktu pagi tiba seluruh anggota badan menyatakan ketunduk- kannya terhadap lisan dengan mengatakan, ‘Bertakwalah kepada Allah terkait dengan kami. Karena kami hanyalah mengikutimu. Jika engkau baik maka kami pun baik. Sebaliknya jika kamu melenceng maka kami pun ikut melenceng”.
(HR Tirmidzi no 2407 dan dinilai hasan oleh Al Albani).
Kemudian sabda Nabi SAW, “Janganlah mengatakan suatu ucapan yang membuatmu harus minta ma’af di kemudian hari”.

  1. Pada kalimat diatas terdapat ajakan untuk memuhasabah ucapan yg hendak disampai- kan, yakni memikirkan- nya terlebih dahulu (sebelum mengucap). Jika ucapan itu baik maka sampaikan. Jika tidak, maka tahanlah lisan anda. Atau jika ragu baik / buruknya ucapan, tahanlah lisan dalam rangka menghindari perkara syubhat, sampai tampak benar perkara tersebut di hadapan anda.
    Oleh karenanya Nabi SAW bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله واليَوْمِ الآخِرِ؛ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam”.
(HR. Bukhari dan Muslim).

  1. Betapa banyak orang yg menjatuhkan diri mereka pada kesalahan yg fatal, disebabkan ucapan yg mereka lakukan tanpa pertimbangkan. Kemudian berakibat musibah baginya di dunia dan di akhirat, suatu akibat yg tak terpuji.
  2. Orang yg berakal adalah yg menimbang ucapannya dan ia tidak berbicara kecuali seperti yg dinasehat- kan Nabi SAW, perkataan yg tidak membuatnya harus meminta ma’af di kemudian hari.
  3. Bila kita mengambil pesan ini, maka ada kaitannya dengan ibadah sholat. Karena alasan apa yg akan diucapkan orang2 yg menyia2kan sholat di hari kiamat nanti?! Padahal sholat adalah amalan yg paling pertama ditanyakan (di hisab) di hari kiamat nanti.

Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al Qur’an,

  1. Firman Allah SWT,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah (akan) memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa- dosamu. Barangsiapa menta’ati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemeneng- an yang besar”. (QS. Al-Ahzab : 70-71)

  1. Firman Allah SWT,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan ber- prasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu (sebahagian kamu) menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
(QS. Al-Hujurat : 12)

  1. Firman Allah SWT,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Dan sesungguhnya Kami telah mencipta- kan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”.
(QS. Qaaf : 16-18)

  1. Firman Allah SWT,

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”.
(QS. Al-Ahzab : 58)

Semoga kita semua selalu dilindungi oleh Allah SWT dari bicara yang tidak berguna.

Comments

comments