Keindahan Islam – بِسْمِ اللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

“Setiap orang boleh diambil perkataannya dan boleh pula ditolak, kecuali perkataan penghuni qubur ini” (sambil menunjuk kearah makam Nabi SAW). [Pesan Imam Malik]—“Tidak boleh diterima perkataan seseorang jika berlawanan dengan sunnah Rasulullah SAW.” [Pesan Imam Syafi’i]—“Apabila telah shah satu hadits, maka itulah madzhabku.” [Pesan Imam Syafi’i]

KEHARUSAN MENJAGA KEBENARAN DAN KEADILAN

Seorang Muslim yg baik, wajib selalu menjaga kebenaran dan keadilan…
Siapapun dia, hukum harus ditegakkan…
Tidak peduli, apakah dia itu pejabat, orang kaya, orang miskin, muslim ataupun non muslim…

Seorang Muslim, wajib adil dan tidak memihak dalam menetapkan sesuatu hukum…

Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang dilakukan Thu’mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi.
Thu’mah tidak mengakui perbuatannya itu, malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi.
Hal ini dilaporkan oleh kerabat-kerabat Thu’mah kepada Nabi s.a.w. dan mereka meminta agar Nabi membela Thu’mah dan menghukum orang-orang Yahudi.
Kendatipun mereka tahu (kerabat-kerabat Thu’mah) bahwa yang mencuri barang itu ialah Thu’mah.
Nabi sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu’mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.

Sehingga turunlah ayat ini sebagai teguran dan landasan hukum dalam bersikap untuk menegakkan kebenaran dan keadilan…

Jangan mengikuti orang2 yg berkhianat, walaupun ia mengaku seorang muslim…
Dan mohonlah ampun kepada Allah, karena ketidaktahuan kita dan karena kelemahan kita…

Janganlah berdebat untuk membela orang-orang yang berkhianat…
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa…

Menegakkan keadilan dng seadil2-nya adalah mendekati ketakwaan…
Dan pemimpin yg adil akan mendapatkan naungan dihari kiamat, dimana tidak ada naungan sedikitpun pada hari itu, kecuali hamba2Nya yg dikehendaki mendapatkan naunganNya (salah satunya ialah pemimpin yg adil)…

QS: 4.An Nisaa’:105-107

إِنَّآ أَنزَلْنَا إِلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ بِٱلْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِمَآ أَرَاكَ ٱللَّهُ وَلاَ تَكُنْ لِّلْخَآئِنِينَ خَصِيماً
وَٱسْتَغْفِرِ ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُوراً رَّحِيماً
وَلاَ تُجَـٰدِلْ عَنِ ٱلَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنفُسَهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ خَوَّاناً أَثِيماً

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,”

“dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa”

Diriwayatkan dari Suddi bahwa ayat 135 turun berkenaan dng perselisihan antara orang kaya dan orang miskin. Kemudian Rasulullah SAW berpihak kepada orang yg miskin. Menurut Beliau, orang miskin tidaklah mungkin menzholimi orang kaya. Ayat ini turun sebagai teguran Allah kepada Rasulullah SAW. dalam memutuskan perkara agar Beliau berbuat adil (juga umatnya), tidak berpihak baik kepada orang kaya, orang miskin, pejabat atau bahkan orang tua dan kerabat sendiri, namun benar2 harus menegakkan keadilan.

QS: 4.An Nisaa’:135

يَـٰۤأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءِ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىۤ أَنفُسِكُمْ أَوِ ٱلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلأَْقْرَبِينَ إِن يَكُنْ غَنِيّاً أَوْ فَقَيراً فَٱللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا فَلاَ تَتَّبِعُواْ ٱلْهَوَىٰ أَن تَعْدِلُواْ وَإِن تَلْوُواْ أَوْ تُعْرِضُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia [orang yang tergugat atau yang terdakwa] kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”

Ahmad Abdullah -Hadi

Comments

comments